Saturday, April 30, 2011

WHEN MUMMY'S SON BECOME SOMEONE'S HUSBAND...

It's a day after yesterday when The Royal Wedding took place and attracted, I believe the whole world attention.

Few times I saw  the ad on the TV and wish to have time to watch the live. Yesterday, at 530pm I was at the foyer on the ground floor of my office building, waiting for my husband to fetch me home. I saw men and women, stayed very close to the TV. Oh, It's The Royal Wedding!

Ah, there were Prince Charles. Last I saw him... when?  I believe the last time I saw him, his hair was still black but yesterday he looks older, and whiter. I mean his hair. Why am I writing in English pulak ni? Oh, it's for the Queen Elizabeth... tak apalah sesekali practice English language kan...

I was not so fanatic about the royal family. Last was when I adored Prince Diana, and now look at how time has past so fast...? It has been 30 years since the Prince Charles and Princess Diana got married. The same day of 29th, Diana's first son was tying up his love with Kate. Orang selalu kata fairy tale story bila rakyat biasa kahwin dengan anak raja. Mana ada fairy tale lagi dah... dah banyak pun anak raja kahwin dengan rakyat biasa. Kalau kat Malaysia ni kahwin artis lagi ramai... sorry...

Hmmm... the first prince of Diana kahwin pada hari yang sama dengan ibubapanya... cuma lain bulan je. Awat Will tak kahwin Julai nanti je? Was it planned or coincidence of 29th? Tak kisahlah apapun, tapi the day reminds me of 29th July when Diana and Charles got married. 

Personally I can't avoid myself from comparing both of the couple. Charles-Diana and Will-Kate. Looking at Will, as if looking at the reflection of Diana. Bukan selalu pun tengok this young couple, paper pun tak sempat baca...

But yesterday, when I saw Will on TV as if looking at the reflection of his mother, Princess Diana. Hish, maybe as a mother myself, I grieved the moment (for Diana) when I could not be there to look at how happy my son is stepping to another phase in his life. I am imagining myself a Princess Diana and tried to feel her feelings if I were her and were not be able to be on the day my first son, Sofi celebrating his day. I am too much imagining things...!

Yalah, thousands and millions of people who were there on the day, who watched the event, did anyone speak about what will Prince Diana feels...? Macam tak de je, kalau ada pun media tak kan highlight about it much. It will bring the bad memory to the royal family... tak apalah, let me think and feel for the late Prince Diana lah...

They talked about how exquisite the ceremony was, how beautiful and so-in-love the bride and bridegroom were. People talked about how gentle Kate was walking down the aisle and about the honest stylist  fashion which was expected to burst the industry and people talk about Camila, Harry, Harry Porter? 

Semalam petang sampai rumah pun the wedding tak habis lagi. Bila tengok 'Kadhi' tu bagi speech, and last was 'Amen...' my husband said 'and all people pun Amen...'.  Agung kita pun ada kat situ, kata budak yang fanaticnya lah menonton kat office tadi tulah, dengan Sultan Brunei. Every single things and guest kat situ dia tahu tu.. dashyat betul budak tu.

Ya lah, apa salahnya doakan yang baik untuk semua orang. Tak kisahlah dia orang hitam ke, putih ke, kuning ke... doakan semoga mereka hidup aman damai dan tak akan buat bumi bulat ni terkejut lagi... moga sejarah tak berulang... kasihan Kate, she's so sweet, so innocent-face (nampak gambar je la, manalah tau how is she is person... suka hati dialah kan...).

the past tense of luv

Kalau Charles-Diana was kind of 'make-up wedding', how will William and Kate be? That's will be HIS power to write and tell, we all believe in God kan... lagipun Will as Mummy's son, should have sympathy for his late mother's fate and learned lesson from it. Hopefully this Royal Wedding 2011 will always showered with love, happiness and loyalty to end of life...


the future tense of luv
Congratulation Princess Diana, I know you are watching from the above (boleh tak cakap macam ni?)

**************************************

"One advantage of marriage is that, 
when you fall out of love with him
 or
 he falls out of love with you,
it keeps you together untill you fall in again" 
 Judith Viorst

**************************


Few dates related to the 'Royal Wedding 2011'

29 July 1981 - Charles luv Diana 
28 Aug 1996 - Charles versus Diana
1997 - Diana sleep ever after after an accident in Paris
29 April 2011 -   Will + Kate

Friday, April 29, 2011

WHEN MY AGEPLUS1...

I am 35 years and 2 days old today... 
Every year, my age will be plus one, a certain thing as long as I have this breath
Ah, so many years have been passed by 
Just what were there to remember?
Just what were there that I did good?
Just how I became myself...?

When I was young, I had so many dreams -
when I watched cartoon Popeye, I wanted to be strong like him
when I watched my favourite cartoon of Smurf, I wanted to have a 
MUSHROOM HOUSE on the hill



when I watched Erra Fazira & Kareena, I wanted to be pretty like them


when I watched Horatio,
I wanted to stay calm like him
when I admitted into DEMC every year and be treated
by Dr Noraziah and her husband, I wanted to a doctor like them
when I worked under my first boss, I wanted to be genius and workaholic like her
when I heard Salma (Mentor) sings, I wanted to sing like her
when I read about Siti Jasmina
I wanted to do everything she has achieved in her life

When I read A.Samad Said, I always wanted to be like him. 
I have dreams to be a writer, but I realize that  it is not easy to be one...
He said, 
"Jika ingin menjadi seorang penulis, 
pertama sekali kena membaca, kedua kena membaca, ketiga membaca, 
keempat membaca dan kelima barulah menulis."

Uh uh.. susahnya... saya memang suka membaca tetapi semakin
my age plus one ni, 
semakin kurang masa untuk membaca.
Terlalu banyak urusan hidup yang harus didahulukan, 
dan kelapangan yang ada begitu melelahkan. 
Hmmm... macam mana nak jadi penulis ni...


And today?
I am still myself, grasping so hard to pick the stars
I had one, two, three, four, five, six, seven, eight stars in my hand,
thank you Allah...
and there are still nine, ten, twelve to trillion stars in the sky


Mark Twain said :
"Twenty years from now you will be more dissapointed 
by the things that you didn't do
than by the ones you did do. 
So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. 
Catch the trade winds in your sails.
Explore. Dream. Discover."

 ********


Bila umur kita bertambah, kita akan jadi semakin dewasa. Dan sejajar dengan pertambahan usia, insan perlu ada peningkatan dalam hidup dan amalnya. Semakin kita dewasa, manusia seharusnya menjadi lebih celik akalnya kan...

Bila setiap tahun umur bertambah, terasa semakin hampir dengan 'azaban qariba'. Dan amalpun belum cukup jadi bekal.  Hah, panas dunia pun saya tak tahan, macam manalah di neraka nanti...

Begitu cepatnya masa berlalu bila kita punya sesuatu yang hendak kita tuju dalam hidup. Rasanya kalau hidup tidak ada tujuan, putaran masa tidak akan begitu meninggalkan kesan dalam kehidupan.

Justeru masa yang kita ada ini seharus kita jadikan modal terbaik untuk mencari bekal kan... sejujurnya semakin bertambah umur saya jadi semakin takut. Takut umur yang masih ada nanti tidak cukup untuk memberi ruang untuk saya mencapai apa yang saya inginkan dalam hidup.

Apa yang saya inginkan dalam hidup? Apa yang kita semua inginkan dalam hidup?

Saya hanya ingin mencapai impian dan cita-cita hidup. Menjadi seseorang yang boleh dikenang walau sudah reput di dalam tanah suatu hari nanti. Saya hanya ingin berdakwah walau sekadar huruf alif, saya ingin memberi walau sekadar 1. 

Untuk orang-orang tertentu yang mengenali saya, rasanya most people will say that I am warm but there are people will say that I am so bored.

Berada di kalangan golongan tertentu, saya mungkin dapat membuka mulut sepatah dua, kadang-kadang berkarung dan berguni. Tetapi ada masanya bila berada di dalam golongan tertentu, saya akan jadi begitu reserve. Kenapa entah.. mungkin rasa diri ini kerdil...

Tetapi pun memang sudah ada dalam hadis :

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhirat, 
hendaklah dia mengucapkan sesuatu yang baik-baik,
atau sebaliknya dia diam sahaja"
 (HR Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah).

Sekurang-kurangnya, walaupun saya ini tidaklah mampu menjadi Muslimah yang sempurna, but in certain conditions I always try to be one... and so us all should....

So, kalau dah mulut ni diam, saya cuma ada tangan yang hendak saya gunakan di atas lembar bila diberi izin dan kesempatan...


Wednesday, April 27, 2011

GOM-BACK?

Hari ini office agak sunyi. Hari-haripun memang sepi kalau hendak dibandingkan dengan hidup sewaktu bekerja di private companies dulu. Tapi pagi memang sepi lebih kerana most of the bosses ada meeting. SO, yang lebih kedengaran adalah batukku sahajalah... 

Last Monday, I lost my voice at all. First time in life. Dulu, paling terukpun dapat suara ala-ala Papa Rock Ramli Sarip je. But last Monday. I could not speak at all. Petangnya pi klinik and doctor said I got fever 39 darjah and most probably jangkitan di code suara. Tu lah.. my husband tak percaya saya demam. 

SO yesterday, lepas masuk meeting sekejap sebelah pagi just to be introduced in the meting, I went off. Hari ini Alhamdulillah I got my voice back tapi batuk still ada. 

Waktu hendak ambil stapler di meja seorang pembantu pentadbiran, telefonnya berbunyi. Saya pun tolong angkat. Seorang lelaki dengan bahasa Inggeris yang sangat pelat bertanya tentang pengajian Master. Of course it was out of my bidang pengetahuan, therefore I let the other girl answered it. After sometimes, the girl bercerita. 

“Kak Ros, akak kan pandai cakap orang putih, kenapa tak bagi tau je orang tu tadi..” 
“Dahnya dia tanya pasal course, manalah akak tau...”
“Tulah, terbelit-belit lidah saya nak cakap dan nak faham cakap dia.” 
“Macam orang Arab kan?” 
“Tulah, dia tanya pasal ‘how to buy BSN pin?’, saya katalah pergilah bank BSN. Lepas tu dia tanya mana bank BSN, sebab dia kata dia kat GOM-BEK.” 
“Gom-bek?”
“Aah, tu lah saya tak tahu pula apa tu Gom-bek. Bila dia sebut UIA barulah saya notice rupanya Gombak...” 

Hah hah hah... itulah pasal kalau penguin bercakap dengan koala bear.

This scene mengingatkan saya pada satu kisah dulu-dulu. Hah, ini flashback ye, nanti ada pulak yang pening kepala macam baca Seandainya... hih hih... 

Sewaktu saya bekerja di sebuah syarikat pembinaan, one of the engineer was from Iraq. I can’t remember his name even ada sesekali terlintas beberapa huruf in my mind kala ini. Tak apalah, sat-sat lagi kalau teringat saya sebut. Hah dah ingat, tapi boleh ke tulis di sini... hmm... rasa-rasanya dia dah balik Iraq pun kot? 

Ok, namanya Sebawaih. We pronounced it as Sebawi. He was not a typical Arabic I guess. Orangnya kecil molek dan sedikit rendah untuk seorang lelaki but his look memang Arabic lah, dengan rambutnya yang ala-ala curly tu. He was a contract-engineer and sometimes I did liase with him. I believe dia selesa dengan saya kerana saya selalu tolong dia dalam kerja, especially dalam berbahasa. Orang lain tak kuasa nak melayan dia sangat.. 

Kawan-kawan office selalu juga usik-usik sampai saya pulak yang jadi cuak. Dah selalu sangat kena usik, lepas tu bila perhati gaya engineer Iraq tu pun satu macam je, saya rasa gerun pulak. Takut usik-usik, jadi bahagia pula... hish, kalau bahagia yang ini tak moh lah...

Semakin saya ignored semakin pulak dia dekat. Hish dah gaya ku kejar kau lari ni... 

Pada suatu petang... semua office mate dah balik. Yang paling akhir tinggalkan office floor atas pun siap bagi signal, “Semua orang atas sudah balik hah, tinggal itu Sebawi sorang saja.” 

Then I locked my floor office door. I had to stay back that day sebab ada banyak sangat kerja harus disiapkan. After sometimes, ada orang dok ketuk2 pintu. Aduhlah, tengah sibuk ni... bila tengok rupanya si Sebawi tu sedang tersengih-sengih kat luar. Nak bagi masuk ke tidak ni? Dah lah tinggal sorang-sorang. He insisted to get in. Siap tunjuk-tunjuk kertas kat tangan, mesti nak kata soal kerjalah tu... 

Nak tak nak, dengan doa dalam hati I let him in jugak. I rushed to my place and kept myself busy. Yang si mamat Iraq ni pulak, tarik kerusi duduk sebelah saya. Hish, duduk depan meja ni tak boleh ke? Dia siap nak borak, tanya itu ini. 

Alih-alih, conversation dia macam dah menyimpang je. Dah boleh agak highway tu  end-up kat mana... then I saved all my files, off computer dan kata, “OK, its time for me to go.” 

“Sudah mahu balik?” dia tanya sepatah-sepatah, cuba berbahasa Melayu. 
“Yup.” 
“Please stay a while...”
“It’s late already. I need to go home or my parents will be worried.” Dah nak maghrib dah pun... 
“It’s okay, I will call your parents. I don't think they'll have problems if they know you are with me..."

Amboi, macam dia kenal mak bapak saya. Dia bukan tahu pun abah saya dulu sanggup pecahkan telefon hanya semata-mata kawan lelaki sekolah telefon. Itupun bukan pasal apa, pasal kerja sekolah je...

"Can we have dinner together...?” 

Hish, lihat air muka dia tu je dah tahu apa ada dalam hati dia. Tak mau! Tak mau! Tak nak duduk Iraq! Tak nak dapat anak rambut curly! 

Sebawaih ikut saya mana pergi. Saya off suis mesin photostate, dia ikut. Saya check lampu dan pintu belakang staircase pun dia ikut. Hish... rimas dan lemas! Saya terus ke depan nak kunci glass sliding window tu. Tiba-tiba dia dekat sangat di belakang saya sampai boleh rasa. Dek kerana punya takut, tak sedar saya tertolak the glass window itu terlalu kuat sampai menghentam ibu jari kiri. Aduh! Menitis air mata... sakitnya...renyuk ibu jari saya. Ini semua mamat ni punya pasal. Kalau jadi apa-apa kat jari ni, naik court aku saman... kata saya dalam hati.

Yang si mamat tu sibuklah pulak.... orang kata tak payah, nak tolong juga! Nasib baik one of our malay engineer sampai on time. Ah, my heroe lah kononnya masa tu. Dia baru balik dari site... uh, lega... Sebawaih lalu pergi bila the other engineer tenung dia semacam. 

Anyway, he was a nice man... manalah dia sekarang...? 


MORALE OF THE STORY
1) Jangan balik lambat dari office kalau rasa tak selamat. Siapkan kerja dalam waktu kerja...
2) Jangan sebarangan buat baik kat orang, takut terlebih perasaan.
Buat baik berpada-pada, buat jahat janganlah...
3) Kalau boleh, kena ada ilmu seni mempertahankan diri. Orang kacau, senang nak belasah. Tak adalah jadi macam isteri Popeye si Olive tu yang selalu, "Help! Popeye! HELP!!!"
 


P/S : How's IRAQ nowadays...? Can Popeye save them?

MY 27th APRIL...

Pagi ini bila buka email universiti, ada satu email dari VC. I opened it and his handsome picture came clear with his wish (macam kad ucapan hari rayalah pulak) : 

Dengan ingatan tulus dan ikhlas pada hari istimewa anda, Saya mengucapkan
SELAMAT MENYAMBUT HARI ULANG TAHUN KELAHIRAN’. 

Email tu macam tak boleh dibalas semula, atau saya ni yang memang rabun IT? It is not a big deal pun, I believe semua staff dapat this email on their day. Pun rasanya Dato’ sendiri tak punya masa untuk attend every staff personally. Mestilah ia dari staff jabatannya. Cuma saya terfikir, bila this kind of effort diberikan, bukankah ia berharga buat individu tertentu. Sikit-sikit mencerminkan bahawa kakitangan sentiasa ada dalam hati bos. Best kan? 

Then saya buka email Yahoo. Rutin setiap awal pagi. Wah, rasa terharu sebab ada begitu banyak email (actually dari FB, saya memang check FB dari Yahoo sahaja, bila tak berkesempatan log in FB...).

That’s how technology works, links every people. Mengeratkan ingatan dan silaturrahim. Alhamdulillah. Terima kasih juga untuk semua atas setiap ingatan, ucapan dan doa yang diberikan. Telah begitu banyak yang dikurniakan Tuhan di dalam hidup ini, still there are many more crazy dreams of mine to be pursued and realized. 

Untuk Pakcik-pakcik dan Makcik-makcikku, adik-adik, kakak-kakak, abang-abang, my relatives, my U-mates, my college-mates, my school-mates, all my seniors, teman-teman pejabat lama dan baru serta my former students, thank you very-very-very much. Terima kasih juga untuk kenalan-kenalan baru FB melalui Seandainya... Ingatan dan doa kalian menyuntik semangat baru. 

Tetapi mengapa pada hari ini, ada rasa yang terlalu berat... ada rindu yang terlalu pedih dalam hati? Belum terungkai hingga saat ini... Walau apapun, dengan rasa yang berat inilah, langkah terus berusaha meniti hari. Dan dengan kepedihan inilah, kudup hati ini melayangkan rindu dan kasih buat mereka, insan-insan yang paling banyak memberi kasih, dan juga yang telah membuat hati ini jadi begitu luluh. 

On this very day, both of you are still in my heart, regardless everything. Terima kasih  setulus hatiku, kerana telah membawaku melihat dunia ini, terima kasih yang tidak terhingga kerana telah membesarkanku dengan penuh darah dan lelah, terima kasih yang tidak berpenghujung untuk hujan kasih sayang dan kebanggaanmu, terima kasih hingga akhir nafasku untuk darah dan daging yang ada dalam diri ini, terima kasih paling dalam untuk setiap perasaan dan rasa hati. Dan terima kasih juga... untuk airmata ini. 
 
Anda berdua adalah siapa diriku, dan diriku ini adalah lambang anda berdua. Kalau diriku racun, maka bisalah anda berdua. Kalau diri ini bunga, maka yang berseri adalah juga hidup kalian seperti mana pernah ada tamannya. Kalau tiada syurga, di manakah kita semua... 


For my dearest husband, I thank Allah for blessing my life with you. You are the most precious gift I ever have after my parents. Terima kasih buat ucapan happy birthday darimu, selama lima tahun ini tepat jam 12 tengah malam, for always being the first flowering me with the wishes and kisses. 

Material tidak pernah ada dalam kamus hidupku melainkan mencari  impian, bahagia dan redha.
  Terima kasih Papa, kerana telah menerima diriku seadanya. 
Ampunkanlah segala kekuranganku.
Terima kasih kerana memberi limpahan bahagia dan
membuat diri ini berjaya menggapai sebutir-dua bintang.
Polaris dan Sirius... 

Teruslah bersamaku agar seluruh bintang di dada malam bersinar di ribaku, 
menerangi hidup kita berdua hingga akhirnya. Sampai syurga... 
 

Selamat ulang tahun untuk diriku, 27th April 2011. Sudah bertambah angka dalam hidupku. Akan ku lalui hidup ini dengan terus mencintai semua. Ya Allah, ampunkanlah hamba-Mu  ini yang selalu  lemah dan lalai, terima kasih Allah untuk seluruh kurnia, keampunan dan kasih sayang-Mu. Terima kasih Allah untuk semua kesakitan ini, kerana aku tahu melaluinyalah Kau beri redha dan keampunan-Mu, Tuhanku...

For everyone juga, ampunkanlah diriku untuk setiap salah dan dosa. Maafkanlah diriku untuk segala yang tidak pernah aku niat dan sengajakan. Semoga kasih sayang antara kita semua terus berkekalan walau kadang berjauhan... walau selalu tidak pernah pandai untuk aku ucap dan zahirkan...

Saya sayang semua 
SEDETIK LEBIH SELEPAS SELAMANYA...

Saturday, April 23, 2011

PEOPLE WORKS FOR COMPANY but WILL COMPANY...

Awal bulan ini, seorang kenalan saya telah meletakkan jawatan selepas berbelas tahun berkhidmat di sebuah syarikat tempat dia bekerja. Beliau telah meminta saya menulis draf surat mengikut apa yang beliau inginkan. Saya memang dari dulu selalu jadi tukang tulis, tukang edit, tukang isi untuk orang... 

He told me everything he wanted to put in the letter. Resignation cum complaint letter lah ni. I wrote the letter and I read it few times. Hmm... the issue is world wide and I believe ramai orang pernah melaluinya. Company did not fairly recognize their employees and keep blind eyes on something that were very wrong in the company. After so many years service, company did not even appreciate what he has done for the company. 

What or who is COMPANY? Based on wikipedia, Company is a form of business organization. It is  a collection of individual and physicals assets with a common focus and an aim of gaining profit. This collections exist in Law and therefore a company is considered a Legal Person.

Oh, company tu adalah orang juga. Itu kalau kita refer literature. Tetapi kalau kita lihat  dari sudut realiti? a company is a business institution yang diberikan pelbagai nama untuk membolehkan sekumpulan orang melalukan urusniaga yang berorientasikan duit. Untung. Kalau saya tidak pernah belajar business, saya akan kata any companies could not run by itself. Mesti ada orang yang akan buat kerja for the company. So people works for company kan? Sebab itu dalam silibus Human Resource akan ada bahagian yang menceritakan tentang recruitment dan kepentingannya dalam syarikat. 

Boleh kita cuba imbas sikit apa yang pernah kita pelajari dulu? HR,  is another vital function in any company to find suitable candidates trough few methods, conduct the interview as to find the best personnel to do specific task for company, give those people the company hired, training and courses. And the processes do not stop there. Those personnel yang company lihat potential and contributions are those yang dikatakan asset syarikat. Those who loyal, committed and dedicated in the task for the better sake of the company are the ones who should be retained. Saya score dengan baik setiap HR test and exams.... 

Just how to retain a good staff in company? There are many kind of incentives enable this effort. Higher salary to compensate their qualification and experience, medical incentives, bonus etc. But trust me, after sometimes all this monetary benefits would not be the critical factors to retain those good staff. Good working environment and healthy working culture, sometimes can be a factor in demotivating the company’s staff. Apa yang menyebabkan pekerja merasa diri mereka has been unfairly treated in a company? Adakah itu salah company? 

Personally company has no fault at this since yang membuatkan suasana kerja menjadi tidak sihat adalah orang-orang yang telah diamanahkan untuk membuat kerja-kerja pengurusan di dalam sesebuah syarikat. Company bukan ada mata, telinga, hidung, kaki dan tangan pun. Semua pancaindera ini adalah milik manusia yang mengasas dan bekerja di dalam syarikat. Tetapi apa yang menyedihkan, orang-orang ini kadang-kala telah menyalahgunakan ‘power and authority’ untuk kepentingan diri mereka, atau untuk kepentingan pihak yang punya agenda tersendiri. 

Boleh tak saya buat pepatah, kalau hendak berada di kalangan kambing, kenalah mengembek, kalau nak duduk di habitat harimau kenalah mengaum. Tapi kalau kita duduk dalam habitat kambing, tiba-tiba disuruh mengaum boleh tak? Hmm... ada kena-mengena ke dengan perkongsian kita ni? 

Senang kata, perkara yang tak betul dan salah selalu lebih diterima berbanding perkara yang betul. Saya rasa kalian juga pernah berada dalam situasi di mana kita terpaksa tutup mulut, atau bahasa kurang sedapnya ialah butakan mata, pekakkan telinga. Saya tidak nafikan kadang-kadang itu yang terbaik untuk cover periuk nasi kita. Tapi pernahkah kita fikir kesannya kepada suatu pihak bila kita tutup mulut dan secara tidak rela membiarkan yang salah terus berleluasa? Dan pernahkah kita fikir hidup ini ibarat roda, satu hari kita di atas dan pasti akan satu hari yang lain itu kita akan ke bawah. Ini perjalanan hidup dalam dunia...

Sebab itu saya selalu percaya kita bekerja dengan satu niat. Bekerja untuk rezeki yang halal. So bila hendak kerja demi rezeki yang halal, we have to work for company  yang bayar gaji kita, subject to the work is being conducted on the correct platform, not to work for some people yang ada agenda tersendiri - kurang sihat lagi. Kita manusia, orang lain juga manusia. Kalau kita bekerja untuk mencari rezeki, ornag lain juga begitu. Maka mengapa harus ada sebahagian orang yang ingin maju dengan memijak orang lain? Mengapa ada orang yang terus mempertahankan sesuatu yang tidak betul, yang salah hanya untuk kepentingan diri sendiri? 

Saya pun manusia, saya juga pernah melalui situasi begitu. Saya faham rasanya bila kita telah memberikan yang terbaik tetapi tidak dihargai hanya kerana kita kita tidak pandai bodek. Saya faham rasanya bila sesuatu yang baik itu dari usaha kita, tapi orang lain yang dapat nama tanpa berkongsi sedikitpun dengan kita. 

Saya juga faham dilemanya bila kita harus melakukan sesuatu yang bercanggah dari prinsip kita. Sehingga pengalaman saya di tempat kerja yang ketiga, personally I believe from the scenario, that some people do works for company, but it is very hard for the company to work for us. 

Yelah, kalau dah ada seribu staff, manalah ‘company’ larat nak layan semua kan. Orang yang ada anak ramai pun kadang-kadang ter’over-see’ anak-anak dia. Kalau dalam family pun ada isu mak bapak tak adil dengan anak ni dan anak yang tu, dalam company apatah lagi kan...? Tetapi kalau satu sistem yang betul dilaksanakan dan dipatuhi, insya-Allah everything is possible. Terpulanglah kepada setiap dari kita menilainya. 

Sejujurnya bagi saya, selagi larat teruskanlah. Kalau sudah tidak mampu menanggungnya, undurlah diri kita. Orang putih kata ‘love is all around’. Tetapi di sini kita boleh kata, ‘rezeki pun ada di mana-mana, melimpah ruah di atas muka bumi Allah ini, selagi kita mahu berusaha’. 

Wallahualam.

BOS & PERANGAI (2)

cont’... 

My 4th job was as a Head in AAD (Acct/Adm Dept). I love the job because it has allowed me to maximize and applied every knowledge and experience I have. Apart of a lady GM, I have many more Bosses since the company was a State Holding’s. So it was a memorable experience knowing those big people, and get familiar with their characters. 

Duduk di atas kerusi itu saya terpanggil untuk melakukan sedikit penambahbaikan. At that time I thought if I were to work there happily ever after, I have to sort things right. Kalau saya teruskan dengan apa yang ada, alamat I am dying faster that I ever expected. 

Started with the accounts, I plan to reclassify the account yang semuanya duduk dalam satu bakul into specific ledger. Dah jadi macam musang berjanggut pulak, asingkan garam, gula, beras, cili, bawang semua yang bercampur aduk dalam satu karung. I worked on departmental costing so that I could determine their fund/revenue and expenditure in order to get their department profit/loss or to measure their surplus/deficit. From the monetary result, the management can analyse which department has optimized their fund, and which has yet to complete their jobs. And from the result, we can determine whether the sales department makes money or not. Then only strategy can be developed and implemented. 

Walaupun mulanya staff jabatan seperti tidak percaya saya mampu membuat perubahan itu, dan saya terpaksa bekerja seorang namun saya tekad. Perubahan harus ada yang memulakan. Tak apalah, saya susah dahulu, bila sudah ada hasilnya nanti akan terbukti dan mereka akan melihat dan menyetujuinya. seperti mana kata Rhenald Kasali, seorang ahli akademik, usahawan, penulis dan pemikir Indonesia:

"Pemimpin yang baik dan mengerti arah perubahan, 
akan memimpin dengan contoh. 
Ia berada di depan. Berkorban demi kebaikan. 
Ia mengajak yang lain berkorban, tanpa harus merasa susah."

When I presented the new account to them, Alhamdulillah tak adalah terkorban pun jiwa raga saya. Syukur, they accept it warmly and the most important was they themselves could read, understand and even can analyse the account data. Then, it was not only the account manager’s capability to understand their account, but the staff can explain better to the other managers who need the information. 

Saya berjaya melakukan penambahbaikan itu walaupun 2 bulan pecah kapla, kerana saya percaya ia memberi manfaat kepada semua and especially to the company. And I did it successfully with the assistance of all staff. I even tried to call the previous manager as to get clear picture but she refused to pick up after the first call I made. Malas kot nak layan... 

Done with the account, I move to look into the administration matter. Dah namapun Account & Admin Manager, kenalah tengok semua. This is the most challenging part. Walaupun saya pucat lesi tak berdarah sewaktu membuat reklasifikasi akaun, tetapi nak selesaikan isu-isu pentadbiran dan sumber manusia ini lebih sukar. I came to know that the matter getting worst due to the previous manager’s ignorance in administration. Yalah, nak pergi meeting, nak buat akaun, nak buat report memang mengambil masa. Mungkin tak ada masa dia nak tengok dalam admin pula. 

Managing people is not as easy as managing numbers. Kalau nombor kita boleh letak di mana-mana asal ikut polisinya. Unlike human... setiap individu ada sikap dan pandangan masing-masing. It was not easy to reconcile all the difference. Saya selalu percaya kadang-kala peraturan tidak harus terlalu rigid. Yang salah tidak semestinya diberikan hukuman. Ada alternative lain untuk membetulkan keadaaan. As a good leader, we must listen first, then digest, then analyse then only we can find the best way to overcome the differences. 

Staff mahu management listens to them. At least... listen to what they wanted us to know. Terima atau tidak itu belakang kira. Kalau kita terima, Alhamdulillah mereka suka. Tetapi kalau kita tidak boleh approve, then we have to let them know why. Tetapi biasanya banyak boss yang akan buat keputusan and at the end kata, “Sekarang ni, you ke I boss kat sini? You dengar cakap I atau I nak kena dengar cakap you? Kalau you tak suka kerja kat sini, then you boleh berhenti!” 

So untuk tahu what is going on down there, ketua kena turun. Kalau jarak macam langit dan bumi, how to detect what went wrong? Kalau tak tahu apa benda yang salah sampai staff tak puas hati, sampai bilapun masalah akan berlarutan. So, I went down, talk to staff all, listen to what they were not satisfied with and uruskan semampu daya. Selalunya staff tidak puas hati dengan bagaimana pengurusan melayan mereka. And I found out that it proven right. If we want people to do correct things, we must tell them how to do and important is we must set the example. Kalau pengurusan tak betul, so dont blame the staff. That's why I always told my admin staff to 'betulkan diri kita dulu, baru orang akan respect kita'. Alhamdulillah, it went just nice.

Berurusan dengan orang-orang besar selaku authority untuk company tersebut juga memberi saya peluang untuk mengenali bagaimana mereka menjadi orang yang besar dan hebat. And I learned that, bukan semua orang besar itu hebat sebenarnya. Dan bukan semua yang hebat itu besar. Kadang-kala pangkat, nama, kuasa dan pengaruh yang kita ada akan mengelabui ketidak-hebatan seseorang itu. Apa yang saya cakap ye...? 

4 months there, I learned many things. Saya lihat satu dunia yang belum pernah saya teroka sebelumnya. Dan saya gembira kerana saya dapat memberi sumbangan yang diterima begitu baik oleh semua orang di dalamnya. Terpulang kepada bagaimana individu menilainya sahaja. Malah saya juga gembira kerana penambahbaikan yang saya buat memberi manfaat dan memberi sedikit better view kepada staff saya. 

My staff said that I am not ‘garang’ enough to be a boss. Do we have to be fierce to be a boss? I don’t think so... 

I stressed it to my staff that a good leader is the one who can make his/her staff work in a team, everybody sharing everything and one can replaced the other semasa ketiadaanya. Dan seorang leader yang baik harus menurunkan ilmu so that the staff juga boleh melakukan kerja dengan baik dan membantu dalam information’s dissemination walaupun semasa ketua tiada. 

Saya pernah berguru dengan bos saya dan juga pernah berkongsi imu kepada pelajar-pelajar saya, maka bila saya diamanahkan duduk di atas kerusi seorang ketua jabatan, saya mahu berkongsi apa yang saya ada. Saya ada A dan mereka ada B, kita combine jadi AB and it will be stronger. Macam Power Rangers! 

Kalau saya ada sedikit pengetahuan, saya juga mahu staff saya ada pengetahuan itu. Sebagai seorang ketua, saya boleh buat, baca dan analisa. Therefore saya mahu staff saya juga dilihat mempunyai kebolehan itu baru jabatan saya jadi trustworth and reliable. Delegating some task, power and authority sometimes is the best reward to motivate our staff. At least with such delegation, our staff akan perolehi self-esteem yang tinggi dan akan mencintai tugas mereka. Lagipun kalau staff kita bagus, siapa yang dapat nama? Ketuanya jugak kan... hmm... tak adalah kita jadi boss ketam yang ajar anaknya jalan. 

And when they keep calling me todate, bercerita dan mengadu tentang manager baru mereka yang begitu dan begini, masih meminta pendapat dan pandangan saya, lalu saya tahu saya masih ada dalam hati mereka. Saya tahu, antara ketiga-tiga AAM saya masih satu-satunya ketua mereka yang memahami dan boleh buat kerja bersama mereka. Sebagaimana bos-bos saya yang baik, memahami dan memberi ilmu terus kekal dalam hati saya sehingga saat ini, kerana sesuatu yang baik itu sukar untuk dibuang dari ingatan kan. 

Dan apabila kita diberi amanah, pastikan diri kita telah berusaha keras dan semampu daya menunaikan tugas kita. Kalau tidak, usahlah diminta, dan janganlah diterima. So that in the end, orang tidak melihat kita seorang ketua yang tidak layak duduk di atas kerusinya. Terima kasih Allah kerana telah mempermudahkan segalanya.


Bacalah untuk pengetahuan kita:

Jawatan : Kelayakan atau Nafsu


Rahsia Cepat Naik Pangkat?

BOS & PERANGAI (1)

Early last week, saya menghadiri orientasi staff. One of the penceramah was one of the leader yang saya kagumi. He quoted:

“Ada pemimpin/ketua yang hebat tetapi menjadikan orang-orang di bawah/sekelilingnya kecil. Tetapi ada pemimpin/ketua yang hebat akan 
membuatkan orang-orang di bawah/di sekelilingnya turut merasa diri mereka hebat.” 

What do you think of it? For me, I have went through some of it within my 13 years working life. Saya sudah bekerja sehingga hari ini di 5 buah tempat. My employment period ranged from 9 years to 9 months to 2 years to 4 month. From small to medium privates, being in academic lines for sometimes, already in comfortable zone with one of State GLC but eventually I left all and now become part of an establish university.

Yang terbaru ni rasanya sampai matilah kot. Saya dah sampai destinasi saya pun, insya-Allah tak akan tukar kerja lagi. Dalam masa itu saya sudah jumpa macam-macam perangai bos. Kalau nak senaraikan, lebih kurang macam list inilah kot... 

1) Bos yang suka menjerit sampai lima belas tingkat boleh dengar – tapi apa dia jeritkan tu memang betul pun... staff buat kerja guna kepala lutut, tak guna kepala, mahu tak mengamuk orang tua tu? 

2) Bos yang suka buat kerja sendiri, tak nak susahkah staff sampai staff dia tak tahu apa. Asyik borak, makan, mekap, main computer games je lah staff dia 

3) Bos kecik yang suka lawan Bos besar – sebab mereka partners! Masing-masing nak tunjuk suara siapa lagi kuat. 

4) Bos kecik yang suka ampu bos besar – nak naik pangkat & gaji sebab nak accommodate/entertain wife yang selera besar. Hih.. 

5) Bos yang hanya tahu mengarah tapi tak tahu buat kerja 

6) Bos yang hanya suruh staff buat tapi claim reward for himself 

7) Bos yang macam ketam ajar anak dia jalan dan tidak adil dalam keputusan 

8) Bos yang tidak ada disiplin. 

9) Bos yang selalu cerita tentang kehebatan dia kepada staff tapi cakap tak serupa bikin. 

10) Bos yang terror, baik hati, mendengar, memahami, menyelesaikan masalah serta berkongsi ilmu dengan staff. 

A month after completing study, I got a job dlm sebuah syarikat pembinaan milik sepasang suami isteri China. Even with degree, I was not confident on my working ability. Belajar dengan buku tak sama macam dunia kerja sebenar. Bila saya salah dalam tugasan saya, bos perempuan yang saya panggil K akan kata, “Never mind... belajar tak sama dengan kerja punya. I understand that. Do you have time this weekend? If you do, come over to office, I teach you. Everything.” 

I used to hear people said, China ni kedekut dengan ilmu. Tak mahulah kupas tentang hal itu. K was a workaholic and she was amazing with numbers. Bagi saja apa masalah, dia boleh selesaikan. And she was so generous teaching everything I have to know about business and how to manage it. Sampai how to detect husband kita selingkuh di belakang pun dia ajar juga. 

His husband taught me on technical parts, on how to calculate material for tender BQ, he even took me to site untuk kenalkan saya pada bahan-bahan pembinaan. They were my great bosses cum teachers in my working life. After 9 years, I resigned due to some problems. Latest I heard, K melalui pembedahan kerana mengidap kanser payudara. 

All knowledge and experience granted me some competitive edge. I was then joint another Chinese developers on 13th Aug (sama tarikh dengan my husband’s birthday) but to some extent saya tak tahan dipergunakan. Jawatan asal saya di jabatan akaun, but when their only HR personnel resign 24 hours, saya terus diminta menjalankan tugas tersebut.

From the seat, I detected many weaknesses in the company’s administration but some people refused to change. Tu yang tahan tu. Pun tak lalu dengan orang yang selalu curi idea saya and claim that were theirs without even recognizing me. Uh, banyak cantik! Habis je coordinate diorang punya ISO, saya pun blah. 

The sweet memory during this 2nd job was the Boss I called Madam suka sangat dengan Lontong yang saya masak sebab Lontong adalah favourite dia, terutama yang pedas. Pelik... Padahal itulah kali pertama dalam hidup saya memasaknya. Tapi my husband pun kata my Lontong taste good. Dahnya belanja banyak tu nak letak macam-macam dalam lontong. Kalau masak macam tu untuk berniaga mesti tak balik modal. 

Her driver scolded me, “Ni semua Ros punya pasallah. Sekarang seksa betul nak cari lontong untuk Madam, habis satu Klang dengan satu Shah Alam saya beli lontong semua dia kata tak sedap macam Lontong yang Ros masak.” Hah hah hah! But on my last day, Madam didn’t want to look at my face. She mas so mad I resigned. SORRY... 

Immediately after that, I was offered to be a lecturer in one of the IPTS. I love teaching but I hate the lady bosses there! They were the bosses under item 4, 5, 6, 7, 8,9 kat atas. Inilah yang berlaku bila seorang Boss itu bekerja untuk kepentingan dirinya dan Bos yang bersikap, staff kalau buat salah hukumnya haram, tapi kalau diorang yang Bos ni buat dosa, halal semua. Biasalah... 

p/s: to be continued...

Thursday, April 21, 2011

Sutongkiot Brunei dan Seandainya...

Hmm.. nak releasekan mata ni sekejap. Asyik tengok nombor-nombor laporan budget ni boleh jadi juling lama-lama...

Lunch break tadi, sempat juga tengok FB and find some comments on Seandainya...

Biasalah, buku pertama saya ini tentu banyak salah dan silapnya. Lagipun citarasa individu pun pelbagai. Ada yang suka, ada yang kata boring, ada yang kata revolusi, ada yang kata sinematografi, ada yang kata tak bagus. What ever they are, I take them as constructive comments. Kalau nak pandai kena willing to learn dan jangan serik kan...

Bila tengok-tengok balik comments, I believe that youngsters did not prefer it compared to generations of my age. Ya lah, jalan cerita orang tua kan... Youngsters love the simple words, prefer the love to be presented clearly. Bila orang yang 'malu'  dengan cinta menulis, begitulah jadinya. Lagipun bukan mudah bagi kebanyakan orang menerima sesuatu yang di luar kebiasaan... out of paranormal..? Ye ke, kena tune sikit kot kepala kita ni.. especially kepala saya lah, supaya jadi macam kepala Nass Alina Noah hmmm....

But it brought colours to me when I came to know that a reader from Brunei  adores it Thank you.  At least, tak adalah rasa  saya 'so bad'...


Seandainya..................
ehmmm im not sure if i am the one yg terrover mendalami cerita ani 
and it really gets me carried away
or I guess and i do believe that actually for me it is because of
Rys Areesa is very good in making this story 
really really really has "A LIFE", 
at least for my own perspective....  

(read more)

SHISHA DI SHAH ALAM...

Sebenarnya ada banyak cerita last week, tapi tak sempat nak share. Early this week pulak ada orientation  plus meeting di tempat kerja. Hari ni baru dapat move fingers on keyboard...

Jumaat malam Sabtu yang lepas, saya dan anak-anak temankan suami bersama kawannya En NR yang saya panggil Abang Aji, melawat seorang teman universiti mereka. PP (bukan nama sebenar, takut dia tak suka pula saya guna...), baru sahaja selamat menjalani pembedahan pintasan usus tiga minggu yang lepas. Sememangnya lelaki-lelaki berdua itu merancang untuk membuat kunjungan mengejut. 

Malangnya PP tiada di rumah kerana membawa isteri dan anak sulungnya keluar untuk beli kasut anaknya itu (yang baru mendapat keputusan SPMnya) menghadiri temuduga MassCom course di UiTM Shah Alam. Esok juga, anak saudara kami Zura yang mendapat 6A dalam peperiksaan SPMnya yang lalu akan menghadiri temuduga di universiti yang sama untuk kursus TESL. 

Since Pak Pin and his wife were out, we planned to meet di sebuah ‘restoran tepi tasik’ sahaja. Soon after we completed our dinner, baru PP sampai. Borak-borak for sometimes, tanya khabar and what so-ever (dah lama tak jumpa), kami pun berangkat pulang. However, my husband, abang Aji still hanged together di luar kereta. Saya pun tumpang sekaki...

Suddenly Abang Aji said, "I surprised tengok fenomena tu.” Saya dan husband menurut arah pandangan abang Aji. Di depan sebuah restoran yang meja dan kerusinya diletakkan di atas parking lot (persis restoran mamak dan gerai makan China di waktu malam), kami melihat beberapa perkumpulan remaja yang sedang duduk menikmati makanan dan juga Shisha. 


“Hish, it has been like Bangsar here. But I am not surprised if it is Bangsar, ye lah kita pun tahulah Bangsar tu Bandar... but I do not expect Shah Alam has this kind of culture?” 

Jangankan Abang Aji, saya pun yang kerja di Shah Alam dan selalu lalu lalang pun tak sedar akan keadaan ini. I think dah lama kot Shisha ni ada di Shah Alam? Cuma saya je yang tak tahu... tapi kalau abang Aji suprised macam tu, apa maksudnya ye? Hairan kot tengok di kawasan elit Melayu yang saya rasa agak respectable ni pun ada pengaruh begini. Abang Aji duduk di Damansara dan bekerja di PJ.

Saya perhati lagi ke seluruh tempat duduk yang dipenuhi oleh remaja-remaja itu. Of course having food and drinks. Tapi Shisha tu pun ada di setiap meja, budak-budak remaja tu. Selamba je remaja-remaja lelaki dan perampuan tu sedut shisha, hisap rokok dan ketawa suka hati. Pakaian pun bagi saya yang konvensional ni, macam tak sedap hendak dipandang (kalau anak sendiri dah kena rotan tu!). Rambut the girls ada yang blonde... suka hatilah kot. Nanti orang kata saya tak ikut zaman...

"Hairan ye budak2 sekarang ni, tak segan kat orang tua." Abang Aji referred to us la kot?

"Dulu, kita pun nakal juga kan Nash? Biasalah hisap rokok, tapi kalau kita nampak orang lebih tua, kita sorok kan? Depa ni open habis..." he said to my husband.

"Are they students?" Hmm... yelah, mesti orang anggap budak2 UiTM or UNISEL... hish!

“Kenapa Shisha ni ada lagi? I thought is is worst than smoking?” soal saya dengan dahi berkerut. 
 “Yup, 70 times lebih dari rokok,” Abang Aji mengiakan. 
 “Then kenapa masih dibenarkan lagi di jual di kedai-kedai? Bagi budak-budak pulak tu?” 

Hmm... kenapa ye? Kalau tidak salah saya, telah disiarkan pun satu dokumentari pendek tentang Shisha dan kesan buruknya di kaca TV sedikit masa dulu. Tetapi mengapa benda ini masih ada dan begitu mudah diperolehi dan digunakan di tempat yang terbuka. 

My husband said, “Sebab yang hisap Shisha tu orang Melayu. Cuba kalau yang hisap tu China ke India ke... bisinglah diorang. Tapi sekarang yang hisap tu majority orang Melayu, sebab tu tak naik sangat isunya.” 

Saya jadi bingung @ bengong sekejap waktu itu. Apa benda ni? Kalau dah tahu benda tu bahaya, tak kisahlah orang putih ke, orang hitam ke, orang coklat ke, orang kelabu ke, orang kuning ke... it is still harmful to life kan? Then it should be forbidden, right? 

Apa kalau Shisha ni orang Melayu je yang hisap, biarlah! Biar orang Melayu mati? Begitu ke? Bukan ini tanah air kita ke? Bukan yang sepatutnya menguatkuasakan undang-undang tu orang Melayu ke? Then why is Malay being so passive in this matter. 

Kalau setakat hisap shisha tu merbahaya untuk kesihatan, elok lah kot. Cepat mati, kurang sikit berat tanah Malaysia ni. Tapi yang sakit, tak productive dan yang mati tu SIAPA? 

Itu satu hal lah... ni  yang budak-budak remaja berkumpul malam-malam, bercampur lelaki perempuan (Muslim pulak tu?),.. mesti ada SIDE EFFECT lain dalam SOSIAL kan?

Betullah yang hisap shisha tu bukan anak-anak saya (Nauzubillah), but I used to be pendidik. Saya masih ada jiwa pendidik. Mereka itu adalah anak bangsa saya.... anak bangsa kita.  Yang buka kedai-kedai di Shah Alam tu pun kan banyaknya orang kita jugak? Tak boleh fikir ke? Kenapa hendak sogok benda yang tak elok untuk anak-anak kita? Kalau nak tarik pelanggan pun, kalau nak untung banyak pun... kita kena fikir untuk jangka masa panjang. 

Dan bila Abang Aji kata, “Kalau macam ni lah keadaanya, I tak berani bawa my family datang sini...” dan saya jadi begitu kerdil. Tanggung malu untuk orang-orang itu yang tidak tahu erti segan. Sorry Abang Aji... the new culture in life nampaknya memang begitu mempengaruhi kita kan... 

Ada tak shisha yang tak merbahaya? 
Ada pun, takkan nak bagi anak-anak kita lepak tak tentu hala macam tu kan? 
At least, saya tak nak! Tak tahulah orang lain...

TIPAH! UMMI TERTIPU...

Petang Jumaat lepas, saya punched out on time (not really, just 5 minutes after the time). Nak balik rumah dulu and go together with husband to fetch our sons. Sampai di rumah Bik Imah (my son’s babysitter cum nenek saudara), Didik sedang menyusu. While waiting for Didik, saya duduk borak-borak dengan Bik Imah. 

“Bik, betul ke Sofi dapat nombor satu?” dalam hati masih sangsi juga. Mother’s instinct... 
“Tak adalah.” 
Berderau darahku. “Dia cakap cikgu dia bagi tahu dia dapat nombor satu?” 
“Itu ada surat dalam beg dia,” ujar Bik Imah sambil mengeluarkan beberapa helaian dari beg tadika Sofi. 

Saya semak semua markah-markahnya. Sama seperti markah di atas kertas ujian dia. Tapi, bila mata saya memandang nombor kedudukan Sofi dalam kelas, aku berteriak geram, “Abang! Abang kata dapat nombor satu?” 

Sofi gelak sambil berlari mendapatkan Papanya. 

“Pa, tengoklah anak awak ni! Ye ye Ummi percaya dia dapat nombor satu!” 

Suamiku pula gelak. Kenapa ni? Semua komplot ke nak kenakan saya? “Ish, ye ye umi dengan excitednya posting dalam blog pasal anak umi dapat nombor satu! Ni cemana ni? Malulah umi... satu Malaysia (konon) dah baca excitement Ummi! Wa wa wa....” 

Sofi kata dia dapat nombor satu. Betullah. Memang dia dapat angka satu tu, double lagi! Kalau dia sendiri yang baca, mesti dia sebut – satu, satu. Abang dapat nombor satu. Rupa-rupanya Sofi dapat nombor sebelas!!

My 3rd sister kata, “Hmm... Mak Lang tahu Sofi mesti smart macam Ummi dan Papa dia...”. 

Peribahasa kita hari ini ialah : 
Mana tumpahnya kuah kalau tak ke nasi...

Kuah tumpah dalam nasi ye...? Hish, tapi ni kuah mana pulak yang tumpah ke dalam nasik ni! 


Moral of the story 

1) Begitulah gembira dan bahagianya hati seorang ibu dengan kejayaan anak, 
walaupun ia hanyalah ujian awal tahun bagi kelas tadika Sofi yang berumur 4 tahun 3 bulan. 

2) Lain kali selidik dulu betul-betul setiap berita yang didengar, jangan buat perception awal
(jangan jadi Anakku Sazali...)

3) Apalah sangat dengan nombor, yang penting markah-markahnya mesti cantik kan... 

4) Ummi! Sabar... Sofi gurau aje...lain kali Sofi dapat nombor satu.

5) Tapi yang paling baik ialah, sejak me and my husband kata dia dapat nombor satu,
hingga hari ini Sofi bersemangat sangat hendak pergi ke sekolah.
Setiap awal pagi bila dia bangun sejak itu dia kata, "Abang mesti pergi Sekolah!"
dan terus mandi.

Alhamdulillah...

Tuesday, April 19, 2011

Seandainya... from reader's perspective (2)

Ulat Buku : R: Cabaran 50 Buku (25) Seandainya...

Alongside

Kisah ini diceritakan dalam bentuk sinematografi yg boleh kita bayangkan pergerakan dan suasana ceritanya. Gaya penceritaan ini membuat satu layar terbentuk dalam minda kita yg menunjukkan watak2 dalam kisah ini bergerak melakonkan cerita. Rasa macam sedang menonton drama pun ada juga. Tak der lah rasa macam hero heroin bercinta saja sepanjang masa. Perkembangan perasaan cinta antara dua hati dalam suasana bekerja disulam dengan baik dan tidak kelihatan janggal bila dibaca.

Dalam kerancakan Kaki Novel menerbitkan cerita-cerita cinta kontemporari dalam bahasa santai, 'Seandainya...' kelihatan berbeza dengan nada yg lebih serius dan gaya penceritaan yang lain dari yang lain.

Rasanya ramai pengikut cerita Wan Zaharris dan Areena secara online. Inilah masanya utk mengikuti apa kesudahan kisah mereka.

WZ dan Areena ni banyak main tarik tali lah. Bukan Areena saja yg tidak pasti dgn perasaan sebenar WZ malah kita pun rasa seperti dibiarkan menanti tanpa keputusan yg pasti. Areena lebih bertindak merahsiakan rasa hati dan bersikap selamba. Wan Zahari tu pulak bila sudah terlajak kata meluah perasaan, dia akan cover line dengan menyebut dia hanya bergurau.

Walaupun berada dalam ketidakpastian, Areena jadi kekasih yg setia. Rupa2nya WZ ada sebab yg kukuh utk menjadikan Areena begitu. Ibunya seorg yang sangat membenci org KL seperti Areena. Baginya orang KL pemusnah ikatan keluarga. Siapa yg sudah terikat dgn org KL akan meninggalkan keluarga selama-lamanya. Ketegasan seorg ibu membuatkan WZ cuba melupakan perasaannya terhadap Areena.

Cara Wan Zaharris menduga hati Areena dgn mewujudkan seorg kekasih yg dipanggil Husna kelihatan hampir sama dgn cara Zaharris Azman (kekasih lama Areena) menduga perasaan Areena dgn berpura-pura jatuh hati dengan wanita lain dan memuja-muja wanita itu di hadapan Areena. Kedua-dua lelaki itu seperti mahu menjatuhkan ego Areena yg sentiasa bersifat tenang.

Memang sayu bila memikirkan dilema Wan Zaharris. Nak ikut kehendak hati sendiri atau kehendak hati wanita yang paling penting dalam hidupny? Melepaskan Areena dan berkahwin dengan seseorg yg tinggal paling hampir dgn rumahnya di kampung? Bila dilihat dari sudut ini Wan Zaharris lebih jauh menderita berbanding Areena.

Pergerakan separuh kedua cerita membawa kita ke lembaran baru kisah Areena. Kehadiran Nabila yg bukanlah misteri mana tetapi wanita itu mencetuskan fenomena besar dalam hidup Areena bersama suaminya. Rentak cerita berubah ke nada thriller di hujung-hujung cerita membuatkan kita turut merasakan debarannya.

Shamsul Azhar yg bertahan sekian lama akhirnya mengalah dgn perasaan sendiri. Sebaik saja dia mengalah tu, aku merasakan dia terus hilang 'keistimewaan' dalam cerita ini. Sebelum detik itu Shamsul Azhar kelihatan lebih istimewa berbanding Wan Zaharris. Bila Shamsul Azhar mula mengalah, dia terus kelihatan tidak jauh berbeza dgn Zaharris Azman atau Wan Zaharris.

Bila anda mula membaca novel ini mungkin ada satu ending yg straight forward yang anda bayangkan. Tak kiralah apa yang anda bayangkan, ianya adalah sesuatu yang gerenti takkan berlaku di pengakhiran cerita ini.

Anita Sang

Memulakan pembacaan novel ini pada peringkat awal begitu sukar. Namun selepas 2 hari, akhirnya saya menemukan pengakhiran yang tidak mengecewakan. Begitu sukar untuk memahami urutan masa & cerita dalam novel ini kerana ‘flashback’ akan muncul di mana-mana & kekadang tanpa sebarang petanda. Mungkin itulah keistimewaan yang membezakan novel ini dari novel-novel yang lain. Peringkat awal memang kita seolah-olah bosan dengan permainan tarik tali antara Areena yang begitu perahsia & Wan Zaharris yang sukar untuk berterus-terang kerana ada yang menghalang.

Mengenali Nur Dhila Areena yang begitu keras tembok hatinya kerana pernah terluka oleh Zaharris Arman. Namun nama yang hampir sama, Wan Zaharris juga yang berjaya menawan hati milik Areena hingga sukar baginya untuk menerima perkahwinan yang diatur oleh keluarganya. Areena akhirnya nekad untuk membatalkan perkahwinan tersebut walaupun dia tiada jawapan pasti dari Wan Zaharris yang masih membisu.

Di kala Wan Zaharris & Areena baru menyulam bahagia, ibu Harris masih lagi tidak dapat menerima pilihan hati Harris walaupun telah bertahun hanya nama itu di hatinya. Walaupun hanya Areena yang mampu membuatnya tersenyum bahagia, namun Harris redha kiranya hati ibunya masih berkeras tidak dapat menerima Areena.

Pergi Harris bersama cintanya kepada Areena hingga ke hujung nyawa. Dikala Areena masih berada dalam dunianya sendiri, Shamsul Azhar memberanikan hati untuk menyunting Areena, gadis yang telah lama bertahta dihatinya. Selama bertahun Shamsul Azhar setia kepada isteri tercinta walau Areena lebih banyak membisu & tidak pernah menyatakan kata cinta kepada Shamsul Azhar.

Sanggupkah Shamsul Azhar menanti cintanya & setia kepada isteri walaupun dia tidak pasti sampai bila? Adakah Areena masih memilih Wan Zaharris walau dia tahu mereka tidak mungkin bersatu? Berbaloikah penantian bertahun Shamsul Azhar untuk mendapat cinta Areena?

Apa yang menarik dalam cerita ini adalah apabila kita turut dapat menyelami alam bawah sedar Areena selepas kemalangan yang menimpanya.

Anonymous said...
Satu revolusi dalam penulisan novel Melayu. Tahniah RYS AREESA

Mairin Addinah
Dah baca, satu kelainan dari jalan cerita novel biasa(",). Worth buying

Mairin Addinah
SMA: Pn, judulnya 'Seandainya'. Pelbagai cerita yang berkisar
pd satu watak utama.
Penceritaan juga tntng kesetiaan seorng suami menempuhi
pelbagai dugaan & godaan
mempertahankan hak seorang isteri wlu isteri dlm keadaan trauma,
Saya suka co...z penulis memberi pandangan sudut +ve & -ve
tntng insan suami yng mana kita perlu sedar suami
bukan insan sempurna sepertimana jua kita isteri.
Peranan kita sebagai istero utk mengikat &
mengekalkan kasihsayang suami pada diri sendiri,
umpama bermain layang2, tidak terlalu ketat maupun longgar
agar sentiasa terikat kemas di genggaman (",)

Azzaroy Cayang 
novel karya Rys Areesa...seandainye...dh pun sye miliki...
menarik skli :::

Zabidah Yahaya 
seandainya best......

Resma Nurnas 
"seandainya" terlalu banyak pelakon,,,^_^

Liyana Julay 
Salam, Like ''Seandainya'' keep it up.
It really gives me a 'personal touch.'

Liyana wrote: 
"it is too heavy for me but in a good way, i do enjoy it very much,
not a typical one,nice job :)"

Airen Mohd Ali
seandainya... dh seminggu baca, creitanyer biasa2 saje.
penulis byk citer pasal kerja watak utama...
agak memboringkan...

Nurul Nazira Ishak
seandainya..kureng la jln cite die...

Nadia Nordin
seandainya da beli, tp jln citer agak kurang memuaskan la...
kesinambungan antara 1 plot ke 1 plot agak lemah...
ni opinion sy la...maybe lain org lain citarasa...


Hmm... from the comments rasanya Seandainya... 
suits the adult je macam ni kan...?

To all readers, 
I thank you very much deep from my bottom heart for your kindness in accepting me and Seandainya...
the way we are. 
I take the positive as an encouragement for me to go far, 
and I appreciate the critics as the challenges for me to keep up.

And it touched me deep when you adores Seandainya... 
Your acceptance made me eager in completing my second baby.

Thank you!

Thursday, April 14, 2011

WHY ARE WE WRITING A BLOG?

Hmm... malam tadi saya dan sons went into bed early. My husband as always, ada business appointment di Shah Alam. I did not even realize when he was back. About 4 in the morning, Didik cried for susu. Saw my husband sedang lena. 4 pagi baru tersedar suami dah balik... hmm...

Kemudiannya saya sudah tidak boleh tidur semula. Since TV memang terpasang (my husband and sons memang tak boleh tidur tanpa TV. Dulu Sofi walaupun dah tidur, dia akan terbangun kalau saya off TV). Padahal cahaya TV tu tak elok untuk kesihatan sangat...

Kalau ikut sains kesihatan, antara tips untuk membolehkan kita mendapatkan tidur yang berkualiti - elakkan dari bunyi yang bising, ruang tidur yang dark and cool..., turn off televisyen!

Hah, depa ni tak nak percaya...



Jangan nak kata my husband and kids, many people actually fall asleep with their TV on in the bedroom. Tapi yang peliknya, even people said the TV is actually a very engaging medium that tends to keep us up, but my family sleep tight with it.

TV stimulates minda kita yang sepatutnya berehat dalam tidur. And the lights are also noot good for health. I used to read an article tapi cari-cari tak jumpa dalam google, cahaya TV yang terbuka sewaktu kita tidur sebenarnya akan menyebabkan badan kita keletihan bila bangun keesokan paginya.


OK, back to the original story...

The HOUSE
was on the screen. So, disebabkan mata tak boleh tidur lagi, saya pun tengoklah cerita tu. Sebenarnya saya jarang tengok HOUSE because I don't quite like Dr House tu... sorry, but I have no explanation for that. I just don't like...

I believe itu episod ulangan. It was about a fanatic blogger yang jatuh sakit, and macam selalu the House team was trying to diagnose the symptom of the disease. First diagnose, they thought the blogger had heart problem. Nak tukar samada dengan injap khinzir atau injap plastic. As to choose that pun the lady must write in her blog, as to find feedback from her reader sampai husband dia marah.

Husband dia kata, lebih kurang lah ye... saya terjemahkan ke dalam bahasa kita sikit-sikit,
"Please, you are indeed interesting for people to read. But this is our life, your life. Takkan semuanya you nak bergantung dengan pendapat readers you? Now you choose, if you opt for writing the blog about this, then I won't be here anymore!"


Isk! Biar betul... tapi memanglah, the patient tu obsess sangat dengan blog, can turn crazy kalau tak tulis blog dia.

Then it came into my mind!
What is blog?
What is the benefit o
f blog?
Why are we writing blog?

And why am I writing this blog!?

What is blog?
Tanpa spesific knowledge, I would say blog adalah satu lagi bentuk teknologi komputer yang membolehkan our idea, opinions and other feelings being told to many people. Definitely for some reasons, kalau business of course untuk promosikan their service or products untuk generate hasil, for some academicians mungkin untuk share and deliver ilmu, and others...?

Honestly for me, blog is a modern kind of diary. But blog could not defeat conventional diary's ability to be more confidential...

I found out the specific details from http://www.betterbusinessblogging.com. Okay, what I think about what is blog is more or less hit the statement. Online diaries! kan betul! They are Personal and Business Blogs, correct... then it will explain the question in my mind on why we write a blog?

The benefits? Self-explanatory...
As for me, blog is another medium for me to share. Again it is about SHARING. The same purpose when I insist to proceed with my Seandainya...

Ya, I am to share with people who has willingness to share with me too. And I don't think blog will make me crazy and fanatic for it. My husband started this blog for me sometime last year, but I had no opportunities to activate it due to various limitations in life and jobs especially.

And now, when Allah grants me some free-time, I utilize it for the good. My husband, semalam dia tanya, "Awak tak ada kerja ke kat office tu asyik blogging je?"

Saya belum ada workstation yang tetap sekarang ini, masih dipinjamkan. I heard some rumours that I may be assigned to lead a new portfolio, but better don't. I am new, and I need to learn the culture before leading the new task in the new portfolio. But I think it will not be realized in the very short time. Most probably I will have to be a stand-in person in specific and existing department. Don't bother about that...

My former boss used to say
, "Ros, you are good. Throw you anyway, you will definitely survive!" So, tak kisahlah disuruh buat apa dan di mana, asal jangan suruh saya pergi luar dari negeri Selangor ni, sudah... Yeah, Malaysia Boleh kan... dan Selangor, dihatiku...

And now... bukan saya tak kerja pun. All assignments given to me, I do it with commitment. I handed over the completed task earlier than expected time pun... tadi pun kerja dah siap (sambil buat kerja sambil edit post - selang-selikan keboringan), my principle in working, do your work in the efficient and effective timeframe...

So, within the free times, rather than
borak-borak kosong dengan office mates ni, baiklah saya isikan satu dua post dalam ni. Kind of teaching and sharing untuk bangsa juga kan... heh heh... sebaran ilmu dan maklumat itu kan lebih baik dari perkara dan perkataan lagha...?

(Lagha, seperti yang kita semua tahu adalah merupakan suatu perkara, perbuatan atau perkataan yang tidak ada manfaat atau faedah, sia-sia, melalaikan)

After this (tak tahu bila), when I have my own work station and portfolio to lead, definitely I will have lesser and lesser and silap-silap tak ada masa pula nak buat sharing... So jangan pelik dengan saya, once I started to write, I will keep writing in the times I have.. kalau tak ada masa, tak ada lah dapat saya nak berkongsi begini...




PAGEVIEWS