Tuesday, January 30, 2018

SULIT YANG BAHAGIA

Fuhh, ingatkan dah tak dapat jumpa FRAN lagi...
Bila anak bujang spent his 1/2 hour of Friday time in RAN's office, semua password PC ni jadi hanky panky dikerjakannya. 

Okay, FRAN...
Please keep this, another Jan 27th for us ya. Mana tahu suatu hari bila memori semakin tua, bila ingatan tak lagi seupaya muda, semoga ia dapat menyambung baki kenangan yg ada sementara menunggu panggilan tiba.

Andai ada izin-Nya ketika itu, diari ini mungkin ditulis dari tanah suci lagi mulia. Tak apa... kami redha. Akan kami tabah memohon & menunggu izin itu tiba.


Dan Babang...
Alhamdulillah. Terima kasih. Ia hadiah yg sangat bermakna utk Jan 27th PaMi.

UPKK 2016 adalah permulaan perjuangan. Teruskan usaha, doa serta tawakal. Memang tahun ni tahun sulit Babang lagi memenatkan. PaMi & adik2 pun turut rasa kepenatan tu. Don't worry. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Start belajar peribahasa ya Bang, mana tau keluar nnt dalam exam BM :-)

Moga tiada tekanan utk kita. Yang perlu ada adalah keinginan untuk terus mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, untuk dunia demi akhirat.

Exam tu samalah macam hidup kita juga. Memang terasa sulit. Tapi bila kejayaan diizin Allah, kan bahagia rasanya. Just look at the way you smile... hmm... that's the feeling when you got them straight in a row.

Terima kasih Babang. Terima kasih cikgu, ustaz & ustazah sekalian! Susah payah kalian moga menjadi penyuluh jalan ke syurga.


Bye-bye Januari'18!

Thursday, January 18, 2018

Kehilangan dalam Kenangan

Assalammualaikum Januari.

Pertama kali saya memiliki jam tangan, adalah jam tangan berbentuk gelang saduran emas. Hadiah dari arwah abah. Back then, to have something like that… sudah cukup ‘mewah’ buat kami orang yang sangat bukan ada-ada. 

Saya jaga seperti menjaga nyawa sendiri. Saya sayang ia melebihi menyayangi diri sendiri. Tapi… insyaAllah, dari dulu juga saya bukan orang yang kedekut ketika mempunyai. Bila Dik Sah ada peperiksaan di sekolah, saya pinjamkan kesayangan saya untuk memudahkannya melihat waktu.

Ketika itulah saya kehilangan ‘nyawa’ saya selamanya. Lama saya menangis. In fact, I don’t have any wrist watch to date. Bukan tidak mampu mendapatkan yg lain. Pada saya, sesuatu yang precious, bila kehilangan… meski banyak pengganti, tak akan pernah menggantikan yang pernah dimiliki oleh hati.

Sepanjang jalan kehidupan, ada banyak kehilangan. Samada direlakan, atau separa direlakan. Sebab saya selalu cuba belajar untuk jadi lebih baik pada setiap waktu. Sesuatu yang sangat kita sayangi, bila kita rela memberikannya kepada orang, itu yang lebih baik. Plus, prinsip saya, bila saya memberi, saya beri pada yang 'haq'. 

Kerana itu bukan ‘kehilangan’ tapi lebih kepada bentuk ‘pemberian’. Kita manusia biasa. Kehilangan akan menyentap jiwa. Tetapi ‘pemberian’ dan ‘pemulangan’ dari hati yang redha dan rela itu, moga-moga ada hikmah bersamanya.

Lagi pula setiap apa yang kita miliki dalam dunia ini semua adalah termasuk dalam terms and condition pinjaman dari Allah. Akan diambil dan dipulangkan bila tiba masanya.

Saat ini awak kehilangan. Sama ketika saya pernah kehilangan. Kita sama-sama sudah tidak punya doa seorang ayah di dunia. Tapi suasana kehilangan kita berbeza. Kita tahu sama tahu. Cukuplah jika awak simpan itu dalam dada awak. Cukuplah awak nampak impaknya tindakan awak dan kelompok nasab awak. Begitulah saya membawa archieve kenangan dalam jiwa saya.

Bagi saya, ada kehilangan yang kita mampu redhakan walaupun pedih bila dikenangkan. Kehilangan yang masih boleh membuatkan kita move on. Because life must go on no matter what.

Tapi bila manusia hilang kejujuran dan sifat keinsanan, bila manusia hilang rasa malu dalam diri, itu adalah kehilangan yang paling tragis dan menyedihkan. Kerana kewujudan diri kita bersama nilai-nilainya adalah ‘hutang’ kepada Allah. Perlu dipulangkan sebaiknya. 

Semoga masih ada izin dan kekuatan yang diberikan Allah untuk saya jaga nilai diri sendiri walau dalam keadaan dan persepi yang berbeza.

Orang kata ‘Silence and smile’ are two powerful tools. Smile is the way to solve many problems and silence is the way to avoid many problems’. 

Therefore, I chose silence and be in the distant as my utmost priority, because I don’t have much leisure time now to smile as to avoid problems shall they incurred.


Untuk life time frame yang tersisa, saya hanya mahu berada dalam keadaan yang baik-baik sahaja. Paling utama, saya mahu bersama orang-orang yang sentiasa ikhlas mahukan yang baik-baik untuk saya. Bukan lagi sebaliknya. 

I have long time refused to survive. This is the time I live my life. Hidup untuk sedikit masa yang masih Allah pinjamkan ini.


Walks to remember :
#11.15pm @ 12/01/2018
#Selamat berangkat pulang ayahanda
#Abah, jika jumpa abah saya di sana, kirimkanlah salam rindu saya
#Thank you Allah untuk sekali lagi mengabulkan permintaan walau sedikit tersasar
#Doa sentiasa hadir mengganti diri 


PAGEVIEWS