Monday, April 4, 2011

BILA ZAFRI KU SAKIT...

Jam 3.30 petang Khamis 31hb March 2011, pengasuh anak-anak saya yang juga merupakan ibu saudara suami saya menelefon. Once I saw her number and name on my handphone screen tu, hati dah berdebar-debar. My eldest son age 5, Sofi (we call him Babang) memang demam since hari Rabu. So, bila nampak my auntie called meaning something must be wrong...

“Ummi... baby demamlah, badan dia panas ni...” that was her first sentence. Hah, sudah... my youngest son, Zafri (we call him Didik) age 2 last March 28th pulak yang demam...

“Hmm.. ye ke... bik dah bagi ubat?” Bik atau bibik adalah panggilan kami kepada ibu saudara. Dalam bahasa jawa maksudnya makcik yang kecil. Kalau pakcik kecil kami panggil paman. Kalau yang tua kami panggil wak. (Ini pun saya ketahui setelah berkahwin dengan suami...)

“Mana ada ubat?”
“Ada, saya letak ubat abang dalam beg, boleh guna untuk baby sekali...”

Nada suara makcik kedengaran satu macam... dan bohonglah kalau saya kata saya tidak risau. Kalau ada sayap, saya akan terbang sat-sat itu juga. Tetapi apakan daya, saya masih dalam waktu bekerja, baru dua bulan lebih joint UiTM, tak sedap pula rasanya baru-baru kerja dah buat perangai macam-macam.

I am 35 years old, dah kerja di 4 tempat sebelum ni, dah pernah memegang jawatan dari kerani sampai eksekutif sampai pensyarah sampai business owner sampai manager pun... so saya boleh fikir sebagai pekerja dan saya juga boleh fikir sebagai majikan... tambahan pula sekarang saya belum ada permanent work station, masih dipinjamkan di bahagian belanjawan... yang ketuanya agak tegas.

“Bik tolong bagi ubat kat adik, boleh tahan kot sampai saya balik...?”
“Hmm.. bibik cuba... Insya-Allah boleh kot...”
“Okay, nanti pukul 5 saya balik, on time,” itu kata saya untuk menenangkan makcik, pun untuk menenangkan hati sendiri.

Then I called my husband, told him that our youngest son was having fever. Nanti malam kena pi klinik kataku and he said okay. Petang tu, my boss was in office. Aduhlah, nak balik on time rasa segan... so tunggu after ten minutes saya punch-out. Rasanya kalau tak ada lain kenderaan atas jalan tu tujuh minit saya dah sampai. Pun dalam keadaan nak mula sesak, saya speed seboleh mungkin.

When I fetched them, my baby dah weak. Tapi badannya tak adalah panas sangat mungkin sebab dah diberikan ubat oleh makcik. Sampai rumah, dia baring, diam je... selalunya anak-anak lelaki saya ni macam ultraman dan power rangers. Dia tengok saja abangnya main PS and sesekali tengok kartun yang disirakan di Astro 613 yang saya buka.

Saya temankan dia sampai tidak jadi masak petang itu. Sesekali dia terlelap... menjelang azan maghrib, Papa dia baring di sebelah Didik, so saya pun curi masa pergi bersihkan diri cum mandi.

Sedang sabun badan, terdengar my husband menjerit kuat. As I opened the bathroom door, he was holding my baby yang nampak lain macam sangat. He kept calling my baby, “Adik! Adik! Bangun Adik!”

And I was like... terkedu, lihat my husband so nervous pegang our son and bawa masuk bilik mandi. where I was in. Saya lihat Didik macam kejang, sesekali terhenjut-henjut dengan mata memandang ke atas. I was then shivered through out my body and laungkan Allah, Allah! The only thing I did was, buka paip air dan siram Didik dari kaki sampai kepala. Tapi Didik tak sedar juga. Tengok dia pun dah turned blue.

My husband screamed, telling me that we need to take him to hospital. Tanpa sudahkan mandi saya terus sarung baju mana yang sempat capai, tak properly dressed pun, capai pampers dan sehelai baju. Papa pula saya lihat sedang tekan-tekan dada Didik and say something macam “Adik, wake up!” I was so mad and I just took my baby, asked him to hurry then kendong Didik yang dah basah lencun dalam selimut kecil, kaku dan mata masih memandang ke dalam kereta.

When we got in the car, Babang ask me “Ummi, adik kenapa?” and he was so quiet along the rushing journey to DEMC. Dalam kereta, my husband kept asking me Adik masih bernafas tak?” Memang Didik saya dakap erat sangat, sesekali letakkan pipi ke hidungnya, terus membacakan al-fatihah dan kursi, dalam hati minta dengan Tuhan “Ya Allah, selamatkanlah anakku... I promise I wont scold him anymore...”

Sesekali saya dengar Didik seperti berkeruh, I did not know what and why... Didik makin erat saya peluk, rasa-rasanya dia boleh dengar degupan jantung saya yang begitu laju. Seluruh badan saya sampai kaki ni menggigil. rasa macam being shaked by earthquack! Did I cry? Rasanya saya tak menangis waktu itu, unlike my husband yang memang dah menangis sejak dari rumah. Pun I heard his voice yang shaky when he called his bro in law Bob to come to DEMC.

Tapi ada suatu rasa yang berat dalam dada saya waktu itu, forced me to called someone. The only person 's number yang terdail ialah Bik Mah (the one yang babysit my children). At that time saya menangis sampai tak boleh terkata apa. Bila airmata dah keluar tu baru rasa berat dalam dada ni berkurangan.

Sampai di DEMC, saya kendong adik keluar tanpa tutup pintu kereta, lari ke Emergency. (miracle, selalunya saya nak dukung dia pun tak larat, Papa dia yang selalu dukung). All the way saya menangis minta tolong. The doctor and nurses rushed to get my baby, asked me what happen. Bila mereka ambil suhu, it was 42. They showered my baby dengan air batu, myself could not bear it. Adik terus sedar dan menangis panggil saya. Sedang dia dimandikan saya tetap pegang Didik sampai saya collapsed on the floor.

 
42! Ais.
38! Ais.
36! Ais.
34. Ais! And I believe the last number I heard was 32?

And my son shivered. Didik peluk saya kuat-kuat, menangis panggil “Mi, Mi..” and I was relieved adik dah sedar, suhu panas dah turun. Cuma satu lagi yang saya bimbang! Tadi di rumah adik turned blue! What did it mean? What will be the consequences?!

I remember when I got my asthma attacked long time ago, I had turned blue too. And the doctor said I almost got brain damage. My son? When the doctor got to us, the first question was “What will happen to my son?” As that was the first time attack, doc suggested for my son to be admitted. DEMC was full! They tried to transfer us else where... SJMC, SMC were full. Pantai was full too. Then I decided to take him home and requested for EL as to nurse him at home.

The weekend I spent observing my son kalau-kalau ada kelainan. I am still worry abot the effect to his brain. Today I learned that demam (walaupun bukan semua jenis) boleh menyebabkan kerosakan otak terutama jika demam itu disertai kejang dan suhu di atas 42 darjah.

 
Yesterday, Didik seemed okay. Didik, ummi sayang sangat dengan Didik... Ummi doa Didik akan cepat sihat and nothing will happen anymore. Ummi doa Allah panjangkan umur Ummi dan Papa untuk lihat Didik dan Babang be great person... Be somebody someday!

Today also, I learned that to be parents I need to have medical knowledge juga... tak kisahlah walau sibuk macam mana pun...


********************************

I quote this from google, for myself and for us parents...

Apa itu Demam dan Bagaimana Terjadinya?

Demam adalah gejala berupa naiknya suhu tubuh sebagai respon normal tubuh terhadap suatu gangguan. Suhu tubuh diukur dengan termometer, dikatakan demam bila:
 Suhu rektal (di dalam dubur): lebih dari 38ºC
 Suhu oral (di dalam mulut): lebih dari 37.5ºC
 Suhu ketiak: lebih dari 37.2ºC
 Termometer bentuk dot bayi digital: lebih dari 37.8ºC
 Suhu telinga: mode rektal: lebih dari 38ºC; mode oral: lebih dari 37.5ºC

Suhu tubuh dikendalikan oleh suatu bagian dari otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat (36,5-37,5 ºC ) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu dengan cara menyeimbangkan antara produksi panas pada otot dan hati dan pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru. Ketika ada infeksi, sistem kekebalan tubuh meresponnya dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah. Zat kimia tersebut akan merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh dan akhirnya akan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman.

Apa saja penyebab demam?
Infeksi merupakan penyebab terbanyak demam pada anak-anak. Infeksi adalah keadaan tubuh yang dimasuki kuman penyebab penyakit, bisa virus, parasit, atau bakteri. Contoh penyakit infeksi dengan gejala demam adalah flu, radang saluran pencernaan, infeksi telinga, croup, dan bronkhiolitis. Beberapa imunisasi anak-anak juga dapat menyebabkan demam. Kapan demam akan timbul tergantung dari vaksinasi yang diberikan (biasanya imunisasi DTP, HiB, dan MMR). Sedangkan anak yang sedang tumbuh gigi, menurut suatu penelitian, tidak menyebabkan demam.


Bagaimana sikap kita saat anak demam?
Sangatlah penting bagi orang tua untuk tahu kapan anak demam harus diperiksakan ke dokter atau dirawat sendiri.Di bawah ini adalah kondisi anak demam yang harus diperiksakan ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan:
• Anak di bawah 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih, tanpa melihat penampakan anak (meskipun anak tampak baik).
• Anak di atas 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih selama lebih dari 3 hari atau tampak sakit (rewel dan menolak minum).
• Anak 3-36 bulan dengan suhu 38.9ºC atau lebih.
• Anak segala usia dengan suhu 40ºC atau lebih.
• Anak segala usia yang mengalami kejang demam (step). Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan – 5 tahun dengan suhu 38º C atau lebih.
• Anak segala usia yang mengalami demam berulang.
• Anak segala usia yang demam dengan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, lupus, atau anemia bulan sabit.
• Anak demam yang disertai munculnya ruam-ruam di kulit.
Anak dapat dirawat sendiri oleh orang tua bila anak berumur lebih dari 3 bulan dengan suhu kurang dari 38.9ºC, dan anak tampak sehat serta berperilaku normal.

**********************
As For SEHA & BOB as well as ANGAH & NAHA,
thank you for being there in the time we need some strength...

2 comments:

Note: Only a member of this blog may post a comment.

PAGEVIEWS